PENGARUH PUPUK DAUN “ORGANIK” TERHADAP KOMPOSISI KIMIAWI DAN KECERNAAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM CV. HAWAII) | Author : Badat Muwakhid, Usman Ali | Abstract | Full Text | Abstract :Pupuk cair yang memanfaatkan bahan organik seperti urin yang difermentasi dan zat pengatur tumbuh dapat memberikan tambahan unsur hara yang diperlukan rumput untuk tumbuh. Upaya perbaikan kualitas rumput gajah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk daun “organik”, dengan memperhatikan dosis pemberiannya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dosis pemberian pupuk daun “organik” yang tepat untuk mendapatkan kualitas hijauan yang maksimal. Materi penelitian ini meliputi pupuk daun “organik” dan bibit rumput gajah dalam keadaan pols, dengan rata-rata panjang perpols adalah 10 cm. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan menggunakan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (kontrol), P1 (5% pupuk daun “organik”), P2 (10% pupuk daun “organik”) dan P3 (15% pupuk daun “organik”). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk daun “organik” yang berbeda memperikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), selulosa, hemiselulosa, lignin, kecernaan in vitro bahan kering dan kecernaan in vitro bahan organik rumput gajah. Berdasarkan penelitian ini pemberian dosis 15% pupuk daun “organik” menunjukkan hasil yang paling baik.
|
| PENGARUH KONSENTRASI VCO TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK, AKTIVITAS ANTIBAKTERI, DAN ANTIOKSIDAN KEFIR | Author : Anis Usfah Prastujati, M. Habbib Khirzin, Dewi Lusiana, Achmad Rosidi | Abstract | Full Text | Abstract :ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi minyak kelapa murni ke profil asam lemak, aktivitas antibakteri dan antioksidan kefir. Kefir VCO yang dibuat pada penelitian ini terbuat dari susu sapi yang difermentasi selama kurang lebih 2 hari menggunakan biji kefir dengan konsentrasi 5%, dengan suhu inkubasi 28ºC. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dimana masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan yaitu P0 (kefir tanpa VCO), P1 (kefir dengan VCO 2%), P2 (kefir dengan VCO 4%), P3 (kefir dengan VCO 6%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan VCO memberikan hasil yang signifikan (P <0,01) pada aktivitas antibakteri dan antioksidan. Hasil uji antibakteri kefir dalam semua perlakuan memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi konsentrasi VCO, semakin besar zona penghambatan terbentuk. Aktivitas antioksidan dalam VCO kefir meningkat nilainya dengan peningkatan konsentrasi VCO. Sementara hasil profil asam lemak menunjukkan peningkatan dan penurunan asam lemak karena proses fermentasi.
Kata kunci: aktivitas antibakteri, antioksidan, kefir, lemak, minyak kelapa murni, profil asam lemak
ABSTRACT
Kefir in this research made of milk fermented for 48 hours with grain kefir a concentration of 5%, with incubation temperature is 28ºC. This study was used with four treatments and each treatment consisted of three replications. The treatment used was P0 (kefir without VCO), P1 (kefir with VCO 2%), P2 (kefir with VCO 4%), P3 (kefir with VCO 6%). The results showed that the addition of VCO give a significant effect (P<0.01) on the antibacterial and antioxidant activities. The antibacterial activity of VCO kefir in all treatments were unable to strongly inhibit bacterial growth. The higher VCO concentration has added the vast inhibition zone was formed. The antioxidant activity in VCO kefir increases in value with increasing VCO concentration. While the result of the fatty acid profile showed an increase and decrease in fatty acids due to the fermentation process.
Keywords: antibacterial activities, antioxidant, fat, fatty acid profile, kefir, virgin coconut oil |
| HUBUNGAN BOBOT HIDUP DAN BOBOT KARKAS SAPI MADURA | Author : Malikah Umar, Selvia Selvia Nurlaila, Joko Purdiyanto | Abstract | Full Text | Abstract :Karkas merupakan bagian dari ternak yang telah disembelih yang terdiri dari daging dan tulang, tanpa kepala, kaki, kulit dan jeroan. Berat karkas yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh perlakuan ternak sebelum dipotong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bobot hidup terhadap bobot karkas, rasio karkas sapi madura terhadap bobot hidupnya, dan memperoleh formulasi pendugaan bobot karkas berdasarkan bobot hidup. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan dengan menggunakan 50 ekor sapi yang dipotong di tempat pemotongan tersebut. Metode penelitian menggunakan metode observasi. Variabel yang diukur pada penelitian ini meliputi bobot hidup dan bobot karkas sapi madura. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara menimbang sapi yang akan menjadi sampel untuk memperoleh bobot hidup. Data dianalisis dengan menggunakan analisis persamaan regresi linier dan korelasi dengan menggunakan microsoft excel for Windows 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot hidup memiliki hubungan yang erat dengan bobot karkasnya dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0.889 dan persamaan regresi linier y = 0,4716x + 12,295 dengan bobot karkas mencapai 143,0 kg (52,14%) dengan bobot hidup rata-rata 275 kg. Bobot hidup dapat digunakan untuk memprediksi bobot karkas pada sapi Madura. |
| PRODUKSI JERAMI ARBILA (PHASEOLUS LUNATUS L) PASCAPANEN AKIBAT PENAMBAHAN LEVEL BOKASHI FESES SAPI DAN CHROMOLAENA YANG BERBEDA | Author : Bernadete Barek Koten, Yukendi A Sufmera, Agustinus Semang, Redempta Wea, Melkianus Dedimus Same Randu, Aholiab Aoetpah | Abstract | Full Text | Abstract :Arbila merupakan legume pakan yang jeraminya merupakan pakan hijauan yang berkualitas bagi ruminansia, dan produksi jeraminya ditentukan oleh kualitas tanah. Level bokashi yang ditambahkan mempengaruhi kualitas tanah, yang tentu berdampak pada produksi jerami arbila. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi produksi jerami arbila pasca panen akibat pemberian level bokashi yang berbeda. Penelitian tersebut telah dilaksanakan selama 5 bulan di Desa Noelbaki. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, terdiri atas P0 = tanpa bokashi (kontrol), P10 = penambahan bokashi 10 ton/ha, P20 = bokashi 20 ton/ha, P30 = bokashi 30 ton/ha, P40 = bokashi 40 ton/ha. Variabel yang diamati adalah produksi bahan segar jerami (PBSJ) (ton/ha), produksi bahan kering jerami (PBKJ), produksi bahan organik jerami (PBOJ) arbila. Data yang diperoleh dianalisis varians dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa level pemberian pupuk bokashi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap PBSJ arbila serta berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap PBKJ dan PBOJ arbila. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rataan PBSJ arbila berkisar 0,46-2,52 ton/ha, PBKJ arbila berkisar 0,07-0,18 ton/ha, dan PBOJ arbila berkisar 0,04-0,16 ton/ha. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa nilai PBSJ, PBKJ dan PBOJ arbila tertinggi terdapat pada perlakuan P40. Disimpulkan bahwa semakin meningkatnya level bokashi Chromolaena dan feses sapi, produksi jerami arbila semakin tinggi. Level bokashi feses sapi dan Chromolaena terbaik adalah 40 ton/ha. |
| USAHA TERNAK DOMBA SEBAGAI JALUR KELUAR DARI KEMISKINAN BURUH TANI DI PERDESAAN | Author : Sondi Kuswaryan, Cecep Firmansyah, Muhammad Hasan Hadiana | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemungkinan usaha ternak domba sebagai aktivitas nafkah untuk pengentasan kemiskinan, serta menentukan jumlah kepemilikan domba yang dapat membawa rumah tangga buruh tani keluar dari kemiskinan. Survey telah dilakukan di Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi, melibatkan rumah tangga buruh tani miskin sebanyak 65 orang dan 22 orang tidak miskin. Faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan dianalisis menggunakan model regresi logistik biner, sedangkan jumlah kepemilikan domba yang harus dipelihara untuk keluar dari kemiskinan ditentukan dengan model regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia kepala keluarga, dan pengalaman beternak tidak mempengaruhi kemiskinan, sedangkan jumlah kepemilikan domba, jumlah anggota rumah tangga, keterlibatan dalam kelembagaan, serta sumber pendapatan dari non pertanian mempengaruhi status kemiskinan rumah tangga buruh tani. Pada rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4,45 orang,untuk keluar dari kemiskinan buruh tani harus memelihara minimal sebanyak 36,63 ekor domba per rumah tangga. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa usaha ternak domba dapat digunakan sebagai sarana untuk pengentasan kemiskinan buruh tani, program pengentasan kemiskinan akan efektif bila melibatkan kelembagaan lokal. |
| TOTAL JAMUR DAN IDENTIFIKASI YEAST PADA LIMBAH KUBIS FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN VITAMIN DAN MINERAL | Author : Cahya Setya Utama, Bambang Sulistiyanto, Kezia Naomi Christy Ginting | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian bertujuan mengkaji peningkatan kualitas limbah kubis fermentasi dengan penambahan vitamin dan mineral dilihat dari kandungan total jamur dan identifikasi yeast. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola searah dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Pengolahan data pada parameter total jamur diolah menggunakan anova, jika ada pengaruh yang nyata dilanjutkan uji duncan, sedangkan pada parameter identifikasi yeast menggunakan metode deskriptif. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin dan mineral berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total jamur yang dihasilkan. Total jamur terbanyak pada perlakuan penambahan vitamin dan mineral 10% dengan rata-rata total jamur 71,33 x 104 CFU/g. Pengecatan gram pada identifikasi jenis yeast didapatkan bentuk oval, soliter dan gram positif (yeast) menunjukkan identifikasi jenis yeast yang tumbuh yaitu Saccharomyces cerevisiae. Simpulan penelitian adalah penambahan vitamin dan mineral sebanyak 10% mampu meningkatkan kualitas limbah kubis fermentasi dilihat dari kandungan total jamur dan jenis yeast. |
|
|